BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latarbelakang
Semua
perusahaan membuat keputusan jangka pendak secara periodik. Selain
itu,perusahaan-perusahaan multinasional juga mencari pembiayaan untuk mendukung
operasi-operasi lain. Oleh karena perusahaan-perusahaan multi nasional memiliki
akses terhadap sumber-sumber dana yang
beragam, keputusan pembiayaan jangka pendek mereka lebih kompleks dari
keputusan pembiayaan perusahaan lain. Perusahaan induk multinasional dan
anak-anak perusahaan biasanya menggunakan berbagai metode untuk mendapatkan
dana-dana jangka pendek dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan likuiditas
mereka. Salah satu metode yang sering digunakan yaitu penerbitan Euronote, atau
sekuritas hutang tanpaa jaminan. Suku bunga dari note-note ini didasarkan pada
suku bunga yang dikenakan oleh Eurobank untuk kredit antar bank dan biasanya
memiliki jangka waktu jatuh tempo 1, 3, atau 6 bulan. Selain Euronote
perusahaan multinasional juga menerbitkan Euro- Commercial paper untuk
mendapatkan dana jangka pendek. Selain itu, perusahaan multinasional harus
mempertimbangkan beberapa kriteria untuk membuat keputusan pembiayaan yaitu
paritas suku bungan, kurs forward, dan ramalan nilai tukar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pembiayaan Jangka Pendek
Manajemen
jangka pendek merupkan pengelolaan aktiva lancar
(kas
surat berharga, piutang, persediaan) dan pasiva lancar perusahaan (hutang
dagang, wesel bayar, kewajiban yang masih harus dibayar) untuk mencapai
keseimbangan antara laba dan resiko agar memberi kontribusi nilai positif terhadap nilai perusahaan.misalnya aktiva lancar dalam
jumlah besar berakibat pada penigkatan resiko tidak dapat membayar pada saat
jatuh tempo.
Pembiayaan Jangka Pendek (Short-Term Financing) merupakan hutang dengan
jangka waktu 1 tahun atau kurang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
musiman dan aktiva lancar.
Pembiayaan jangkapendek muncul pada pengelolaan investasi perusahaan pada
aktiva lancar (kadang dikenal sebagai modal kerja) dan penggunaan pasiva
lancarnya. Aktiva lancar tersebut merupakan investasi total perusahaan pada
aktiva yang diharapkan dapat dikonversi menjadi kas dalam waktu satu tahun atau
kurang dari satu tahun.
Keputusan pembiayaan jangka pendek mempengaruhi modal kerja bersih
perusahaan dan meminta menyebabkan off pengembalian dan resiko.
Perusahaan dapat meningkatkan modal kerja bersihnya dengan menambah aktiva
lancar relatif terhadap pasiva lancar (contoh: memiliki tingkat besar
persediaan atau surat-surat berharga) atau dengan mengurangi pasiva lancar yang
relatif terhadap aktiva lancarnya (contoh: dengan menggunakan sumber pembiayaan
jangka panjang seperti obligasi).
Pertambahan modal kerja bersih mempengaruhi peningkatan likuiditas
perusahaan. Artinya dengan pertambahan surat berharga, perusahaan mempunyai
sumber dana yang siap jika terjadi defisit arus kas. Selain itu tambahan
persediaan mengurangi kesempatan pengurangan produksi, dan kerugian penjualan
akibat kurangnya persediaan.
B.
Keuntungan dan
Kerugian dari Pembiayaan Jangka Pendek
Penggunaan pembiayaan jangka pendek
meningkatkan keuntungan
perusahaan
karena alasan berikut:
Pembiayaan jangka pendek biasanya
memiliki tingkat bunga rendah daripada pembiayaan jangka panjang dan ketika
sumber pembiayaan jangka pendek digunakan untuk membiayai kebutuhan musiman
perusahaan, perusahaan dapat mendapatkan kembali dana tersebut setelah waktu
musiman tersebut berakhir, dengan demikian kebutuhan perusahaan untuk membayar
bunga selama periode ketika dana itu dibutuhkan.
Kerugian dari pembiayaan jangka pendek
ialah:
Penggunaan pembiayaan jangka pendek
menambah resiko perusahaan ketika tidak dapat membayar tagihan pada waktunya
atau resiko dari likuiditas
C.
Sumber-sumber
Pembiayaan Jangka Pendek
Perusahaan
induk multinasional dan anak-anak perusahaan mereka
biasanya
menggunakan berbagai metode untuk mendapatkan dana-dana jangka pendek dalam
rangka memenuhi kebutuhan likuiditas mereka. Salah satu metode yang paling
sering digunakan akhir-akhir ini adalah penerbitan euronote atau sekuritas
hutang tanpa jaminan. Suku bunga pada note-note ini didasarkan pada LIBOR.
Selain euronote, perusahaan multinasional juga menerbitkan euro-commercial
paper untuk mendapatkan dana jangka pendek. Sumber dana jangka pendek lain yang
populer adalah kredit langsung ke eurobank yang biasanya digunakan untuk
menjaga hubungan dengan eurobank.
Pada umumnya sebelum perusahaan
induk multinasional atau anak perusahaannya yang membutuhkan dana mencari dana
dari sumber-sumber eksternal, harus terlebih dahulu ditentukan apakah ada dana
internal yang bisa dipakai. Yaitu, bisa saja anak-anak perusahaan lain melebihi
arus kas. Perusahaan induk juga dapat memperoleh dana dari anak-anak perusahaan
secara tidak lansung dengan cara meningkatkan mark up atas bahan-bahan baku
yang dipasok ke anak-anaknya.
Jenis-jenis
pembiayaan jangka pendek
1.
Pendanaan
spontan (Spontaneous financing) adalah jenis pendanaan yang berubah secara otomatis
dengan berubahnya tingkat kegiatan perusahaan (misal dilihat dari penjualan
perusahaan) atau merupakan jenis pendanaan yang diperoleh dari operasi normal
perusahaan dengan dua sumber pembiayaan meliputi hutang dagang (account payable)
dan kewajiban yang masih harus dibayar (accruals hutang akibat jasa yang
diterima yang pembayarannya belum dilakukan).
Contoh:
utang dagang (account
payable) dan utang akrual (account accruals). Account payable dan Accruals
merupakan unsecured short-term financing, yaitu sumber pembiayaan jangka pendek
yang diperoleh tanpa menjaminkan aktiva tertentu sebagai agunan.
Jenis pendanaan ini memiliki karakter jika aktifitas perusahan berubah maka
sumber pendanaanpun ikut berubah secara otomatis. Beberapa bentuk sumber dana
spontan antara lain : utang dagang rekening-rekening akrual (misalnya
pembayaran upah/gaji atau pembayaran pajak). Utang dagang timbul karena
perusahaan membeli pasokan dari supplier dengan kredit, sedang utang pajak
terjadi karena pajak dibayar setiap tanggal tertentu dalam satu tahunnya.
“Rerata utang dagang = Nilai Utang / Perputaran Utang
Perputaran hutang dalam setahun = Periode Waktu / Jangka Waktu Kredit”
Contoh:
Perusahaan ABC membeli barang senilai Rp 300.000.000,- secara kredit dengan
jangka waktu 3 bulan maka perputaran hutang setahun 4x. Dengan demikian rerata
utang dagang Perusahaan ABC sebesar Rp 75.000.000,- Jika perusahaan menaikkan
pembelian kredit sebesar 10% ( Rp 300.000.000 ), maka rerata utang dagangpun
akan naik sebesar 10% ( Rp 82.500.000 ). Begitu jika perusahaan akan menurunkan
pembelian kreditnya sebesar 5% maka rerata utang dagangpun akan turun 5%. Maka
tak salah kalau staf manajer keuangan Perusahaan ABC ketika membuat budget
utang dengan menggunakan angka persentase pembelian kredit.
2. Pendanaan tidak spontan
(non spontaneous financing) adalah jenis Pendanaan yang tidak berubah secara
otomatis dengan berubahnya tingkat kegiatan perusahaan.
Contoh :
utang yang diperoleh dari bank. Jenis pendanaan ini memiliki karakter
bahwa untuk memperoleh, menambah maupun mengurangi dana, perusahaan membutuhkan
waktu untuk negoisasi atau perundingan secara formal.
Beberapa bentuk sumber dana tidak spontan
antara lain:
Ø Commersial Paper. Merupakan surat utang
jangka pendek (jangka waktu 30-90 hari), tanpa jaminan yang dikeluarkan
perusahaan besardan dijual langsung ke investor. Biasanya hanya perusahaan
besar yang bisa mengeluarkan commersial paper.
Ø Pinjaman Kredit. Berasal dari lembaga
keuangan dan lembaga keuangan non bank. Pinjaman dari bank ada 2 jenis : (a)
Kredit Transaksi, yaitu kredit yang ditujukan untuk tujuan spesifik tertentu.
(b) Kredit Lini (Line of Credit), dengan pinjaman ini, peminjam bisa meminjam
meminjam sampai jumlah maksimum tertentu, yang menjadi plafon (batas atas
pinjaman).
Ø Factoring atau anjak
piutang berarti menjual piutang dagang. Dari segi perusahaan yang mempunyai piutang,
factoring mempunyai manfaat karena perusahaan tidak perlu menunggu sampai
piutang jatuh tempo untuk memperoleh kas. Piutang juga memperoleh manfaat
karena factoring merupakan alternative investasi.
Ø Menjaminkan Piutang. Alternatif lain dari
menjual piutang adalah menggunakan piutang sebagai jaminan untuk memperoleh
pinjaman (pledging receivables). Dengan alternatif ini, kepemilikan piutang
masih ada di tangan perusahaan. Jika pinjaman tidak terbayar, piutang yang
dijadikan jaminan bisa digunakan untuk melunasi pinjaman (penjaminan bisa
dilakukan atas semua piutang).
Ø Menjaminkan Barang
Dagangan (Persediaan). Perusahaan bisa menjaminkan barang dagangan untuk memperoleh pinjaman.
Prosedur yang dipakai akan sama dengan penjaminan piutang. Pemberi jaminan akan
mengevaluasi nilai persediaan, kemudian akan memberikan pinjaman dalam
presentase tertentu dari nilai p[ersediaan yang dijaminkan.
Ø . Akseptasi Bank. Merupakan pernyataan
kesanggupan bank pengaksep untuk melakukan pembayaran atas suatu wesel
berjangka yang diterbitkan eksportir, pada saat jatuh tempo wesel dimaksud atau
merupakan janji untuk membayar oleh pihak tertarik dengan cara membubuhkan
tanda tangan dalam surat wesel; akseptasi harus dinyatakan dengan kata
akseptasi atau dengan cara lain yang sama maksudnya; tanda tangan saja dan
pihak tertarik dibubuhkan pada halaman muka, surat wesel sudah berlaku sebagai
akseptasi; apabila telah diakseptasi, wesel ni menjadi sama dengan promes, yang
berarti dapat diperdagangkan atau dapat dijual kepada pihak lain sebelum
tanggal jatuh tempo (acceptance) akseptor.
Ø Repo (repurchase agreement). suatu perjanjian
antara penjual & pembeli atas efek-efek dimana penjual berjanji untuk
membeli kembali efek-efek yang dimaksud pada harga yang disepakati bersama dan
pada jangka waktu yang telah ditentukan.
D. Alasan MNC Memilih Sumber Dana dari Luar Negeri
Terlepas
dari apakah perusahaan multinasional iduk atau anak-anak perusahaannya
memutuskan untuk mendapatkan dana dari anak-anak persusahaan atau dari
sumber-sumber lain, perusahaan induk atau perusahaan anak juga harus menentukan
valuta mana yang harus dipinjam. Sekalipun yang dibutuhkan valuta Negara asal,
perusahaan mungkin ingin meminjam dalam valuta asing. Alasan-alasannya akan
dijelaskan sebagai berikut.
1.
Untuk
mengimbangi piutang valuta asing
Sebuah
perusahaan besar mungkin menginginkan pinjaman dalam valuta asing untuk
mengimbangi posisi piutang neto dalam valuta yang sama. Sebagai contoh,
mempertimbangkan sebuah perusahaa AS yang memiliki piutang neto yang
didenominasi dalam mark Jerman. Jika perusahaan AS ini membutunkan dana jangka
pendek, perusahaan dapat meminjam mark dan mengkonversikannya ke dalam dollar
AS. Kemudian, piutang neto mark akan digunakan untuk melunasi pinjaman
nantinya. Dalam contoh ini, pembiayaan memakai valuta asing mengurangi eksposur
perusahaan terhadap fluktuasi nilai mark. Strategi ini sangat menarik jika suku
bunga pinjaman valuta asing rendah.
2.
Untuk
mengurangi biaya
Sekalipun
perusahaan induk multinasional dan anak-anak perusahaan tidak berupaya menutupi
eksposur piutang valuta asing, perusahaan tersebut mungkin ingin meminjam dalam
valas jika suku bunga dari kredit valas cukup menarik. Pembiayaan memakai valas
menjadi marak menyusul pertumbuhan pasar Eurocurrency. Biaya pembiayaan
bervariasi menurut valuta yang dipinjam. Kredit Eurocurrency mungkin mengenakan
suku bunga valuta yang sedikit lebih rendah dari pada kredit dalam valuta yang
sama yang diperoleh dari Negara asal. Dengan demikian, sebuah perusahaan
multinasional AS, misalnya, bias mendapatkan suku bunga yang lebih rendah jika
meminjam dollar AS dalam pasar Eurocurrency jika dibandingkan dengan meminjam
pada bank local AS. Di samping itu, perusahaan multinasional AS juga meminjam
valuta asing melalui pasar Eurocurrency, walaupun yang dibutuhkan adalah dollar
AS. Asumsikan bahwa suku bunga kredit Euro-dollar adalah 12%, sementara suku
bunga kredit Euro-Swiss Franc (suku bunga kredit Franc Swiss dalam pasar
Eurocurrency) adalah 8%. Perusahaan multinasional AS dapat meminjam Franc Swiss
dan mengkonversikannya ke dalam dollar agar dapat digunakan. Pada saat kredit
jatuh tempo, perusahaan akan membeli Franc Swiss untuk melunasi pinjaman. Jika
nilai tukar antara Franc swiss dengan dollar tidak berubah dari saat kredit
diberikan hingga kredit jatuh tempo, biaya bagi perusahaan multinasional AS
yang dimaksud hanyalah 8%.
E.
Kriteria yang
Harus Dipertimbangkan Pada Saat Memilih Sumber Dana Internasional
Ada beberpa kriteria yang harus dipertimbangkan
oleh perusahaan
multinasional
pada saat membuat keputusan pembiayaan. Kriteria- kriteria ini bisa
mempengaruhi keputusan perusahaan multinasional menyangkut valuta yang mana
yang sebaiknya dipinjam. Masing-masing kriteria akan dibahas berikut ini.
1.
Paritas
suku bunga
Lakukan pinjaman
valas dan konversikan valas tersebut ke dalam valuta asing. Pada saat uang
sama, belilah kontrak forward untuk mengunci nilai tukar dari valuta yang
dibutuhkan untuk melunasi pinjaman. Jika suku bunga dari valuta asing tadi
rendah, metode ini tampaknya menguntungkan.
2.
Kurs
forward sebagai sebagai kurs peramal
Asumsi kurs forward dari valas yang
dipinjam digunakan oleh
perusahaan
sebagai peramal kurs spot yang akan muncul pada akhir periode pembiayaan.
3.
Ramalan
nilai tukar
Walaupun kemampuan peramalan dari
perusahaan agak terbatas,
sejumlah
perusahaan mungkin membuat keputusan berdasarkan siklus-siklus pergerakan valuta.
Sebuah perusahaan mungkin menggunakan pergerakan-pergerakan nilai tukar
terakhir sebagai pergerakan peramal valuta di masa depan dalam upaya menentukan
apakah sebaiknya meminjam valuta asing atau tidak. Strategi ini akan berhasil
secara rata-rata jika digunakan di masa lalu. Juga akan berhasil di masa depan
jika valuta terus bergerak dengan pola yang sama dengan pola pergerakan masa
lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar